MAKALAH
PENGGUNAAN
KALIMAT EFEKTIF
Disusun Sebagai
Pelaksanaan Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Ampuan Drs.Petrus
Hariyanto,MPd.
Disusun oleh :
ADRIANUS T.S AREP
Kelas B
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENGETAHUAN
UNIVERSITAS SANATA
DHARMA YOGYAKARTA
November 2014
KATA PENGANTAR
Puji dan
syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat kemurahan-Nya makalah
ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang
“Penggunaan Kalimat Efektif”. Sebuah pokok bahasan yang cukup sederhana namun
masih banyak menimbulkan kesalahpahaman yang mendasar tentang hakikat
penggunaan kalimat efektif tersebut.
Makalah ini
dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman tentang konsep dalam Penggunaan
Kalimat Efektif dan sekaligus menjadi tugas Akhir Semester dalam mata kuliah
Bahasa Indonesia.
Dalam
proses penyelesaian makalah ini saya berterimakasih kepada orang-orang yang
telah terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung, khususnya Bapak Drs.
Petrus Hariyanto selaku dosen pengampu dalam mata kuliah Bahasa Indonesia yang
telah memberikan arahan yang berguna bagi proses pembuatan makalah ini.
Saya menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
sangat saya harapkan untuk penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
bermanfaat.
Yogyakarta,
25 November 2014
Adrianus T.S. Arep
DAFTAR ISI
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………………………………………….1
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………..2
1.3 Tujuan
……………………………………………………2
1.4 Manfaat Penulisan
………………………………………..2
1.5 Batasan Masalah
…………………………………………2
2. ISI
2.1 Pengertian Kalimat Efektif ………………………………3
2.2 Ciri-ciri Kalimat Efektif …………………………………3
2.3 Penyebab Kesalahan-kesalahan dalam Penggunaan Kalimat
Efektif ……………………………………………………6
3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
……………………………………………….10
3.2 Saran
……………………………………………………...10
4. DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………...11
5. LAMPIRAN ………………………………………………………..12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap
gagasan pikiran atau konsep yang dimiliki seseorang pada prakteknya harus
dituangkan dalam bentuk kalimat. Kalimat tersebut disusun berdasarkan
kaidah-kaidah yang berlaku, sesuai dengan aturan-aturan Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD). Kata-kata yang digunakan dalam membentuk kalimat haruslah
dipilih dengan tepat, sehingga makna kalimat menjadi jelas. Kalimat yang benar
dan jelas akan mudah dipahami orang lain secara tepat. Kalimat yang demikian
disebut kalimat efektif. Sebuah kalimat efektif haruslah memiliki kemampuan
untuk memunculkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran penulis. Hal ini berarti
bahwa kalimat efektif disusun secara sadar untuk mencapai daya informasi yang
diinginkan penulis terhadap pembaca.
Tidak dapat
dipungkiri bahwa mayoritas masyarakat Indonesia tidak mampu berbahasa Indonesia
dengan baik dan benar. Secara kebahasaan, kesulitan tersebut merupakan akibat
dari ketidakmampuan pembicara atau penulis untuk mengungkapkan kalimat-kalimat
yang benar sebagai media penyampaian ide-idenya. Seringkali ditemukan orang
yang mempunyai konsep ide yang brillian, namun kurang berhasil dalam
mengkomunikasikannya kepada orang lain. Hal ini merupakan salah satu kendala
dalam pengembangan ilmu. Realitanya masih banyak masyarakat Indonesia yang
belum memahami apa dan bagaimana kalimat efektif itu sendiri. Oleh karena itu,
saya menyusun makalah ini dengan judul “Penggunaan Kalimat Efektif”. Semoga
dapat bermanfaat bagi kita semua yang membacanya.
1
1.2 Rumusan Masalah
- Apa yang
dimaksud dengan kalimat efektif ?
- Bagaimana
ciri-ciri kalimat efektif ?
- Apa saja
penyebab kesalahan-kesalahan dalam penggunaan kalimat efektif?
1.3 Tujuan
- Mendeskripsikan
pengertian dan maksud penggunaan kalimat efektif.
- Mendeskripsikan
ciri-ciri kalimat efektif.
- Mendeskripsikan
penyebab kesalahan-kesalahan dalam penggunaan kalimat efektif.
1.4 Manfaat Penulisan
- Mahasiswa
mampu memahami pengertian kalimat efektif.
- Mahasiswa
mampu mengetahui dan membedakan kalimat-kalimat yang merupakan kalimat
efektif berdasarkan ciri-cirinya.
- Mahasiswa
mengetahui penyebab kesalahan-kesalahan dalam penggunaan kalimat efektif.
1.4 Batasan Masalah
Agar
masalah pembahasan tidak terlalu luas dan lebih terfokus pada tujuan dalam hal
pembuatan makalah ini, maka penyusun membatasi masalah hanya dalam ruang
lingkup Kalimat Efektif.
BAB II
ISI
2.1 Pengertian Kalimat
Efektif
Menurut
Diana (2008 : 103), kalimat efektif ialah kalimat yang mampu menyampaikan pesan
kepada orang lain sebagaimana yang dimaksudkan oleh penuturnya. Kosasih (2003 :
72 ) berpendapat bahwa kalimat efektif ialah kalimat yang memenuhi syarat
sebagai berikut : secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya,
mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca
dengan yang dipikirkan penutur atau penulisnya. Dan menurut Barus (2010 : 81 )
kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau penutur
secara tepat dan dapat menimbulkannya dalam pikiran pembaca atau pendengar
sesuai dengan yang dipikirkan oleh penulis atau penutur.
Berdasarkan
beberapa uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kalimat efektif merupakan
satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan
menyatakan makna yang lengkap. Kalimat adalah satuan bahasa yang terkecil yang
mengungkapkan pikiran yang utuh, baik secara lisan maupun tulisan. Kalimat
efektif benar-benar dapat mejalankan fungsinya sebagai sarana komunikasi yang
baik.
2.2 Ciri-ciri Kalimat
Efektif
Sebuah
kalimat efektif mempunyai ciri-ciri : yaitu kesepadanan struktur, keparalelan
bentuk, ketegasan makna, kehematan kata, kecermatan penalaran, dan kelogisan
bahasa.
3
2.2.1 Kesepadanan
Struktur
Kesepadan
adalah keseimbangan pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai.
Kesepadanan kalimat ditandai oleh kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan
pikiran yang baik. Kesatuan menunjuk bahwa dalam satu kalimat hendaknya hanya
ada satu ide pokok. Satu ide pokok tidak diartikan sebagai ide tunggal, tetapi
ide yang dapat dikembangkan kedalam beberapa ide penjelasan.
Ciri-ciri kesepadanan kalimat :
- Mempunyai struktur yang
jelas.
- Kejelasan subjek dan
predikat dapat dilakukan dengan tidak menggunakan kata depan : di, dalam,
bagi, untuk, pada, sebagai, tentang, mengenai, menurut, dan sebagainya
yang ditempatkan didepan subjek.
- Tidak terdapat subjek
ganda.
- Predikat kalimat tidak
didahului oleh kata “yang”.
2.2.2 Keparalelan atau Kesejajaran
Bentuk
Keparalelan
atau kesejajaran bentuk adalah terdapatnya unsur-unsur yang sama derajatnya,
sama pola atau susunan kata dan frasa yang dipakai dalam kalimat. Bila bentuk
pertama menggunakan nomina, maka bentuk kedua dan seterusnya juga harus
menggunakan nomina. Demikian pula bila menggunakan bentuk-bentuk yang lain.
2.2.3 Ketegasan atau Penekanan
Makna
Ketegasan
berarti memberikan perlakuan khusus pada suatu kata tertentu dalam kalimat
sehingga berpengaruh terhadap makna kalimat secara keseluruhan.
4
Ada beberapa cara
penekanan dalam kalimat :
- Meletakkan
kata yang ditonjolkan itu pada awal kalimat.
- Melakukan
pengulangan (repetisi)
- Melakukan
pengontrasan kata kunci
- Menggunakan
partikel penegas
2.2.4 Kehematan
Kata
Kehematan adalah upaya menghindari pemakaian kata yang
tidak perlu, jadi suatu kalimat menjadi padat dan berisi.
Untuk menghemat kata
dapat dilakukan dengan cara :
- Menghilangkan
penggunaan subyek secara berulang-ulang
- Menghindari
adanya kesinonman dalam satu kalimat
- Tidak menjamakkan
kata yang sudah jamak.
2.2.5 Kecermatan
Penalaran
Kecermatan
penalaran maksudnya bahwa sebuah kalimat tidak menimbulkan tafsiran ganda, dan
tepat dalam pilihan kata. Artinya bahwa penafsiran ganda dapat mengakibatkan
ketidakcermatan penalaran. Tafsiran ganda disebut juga ketaksaan atau
ambiguitas. Ambiguitas atau ketaksaan sering diartikan sebagai kata yang
bermakna ganda. Ambiguitas timbul dalam berbagai variasi ujaran atau bahasa
tertulis. Misalnya, frase buku sejarah baru dapat ditafsirkan sebagai (1) buku
sejarah itu baru terbit, atau (2) buku berisi sejarah zaman baru. Tiga bentuk
utama ketaksaan, ketiganya berhubungan dengan fonetik, gramatikal, dan
leksikal.
5
2.2.6 Kelogisan
Bahasa
Suatu
kalimat disebut logis apabila kalimat tersebut dapat diterima oleh akal dan
penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku. Kelogisan dilihat dari
makna/informasi yang dipaparkan dalam suatu kalimat, bukan berdasarkan
strukturnya. Kelogisan erat kaitannya dengan ketatabahasaan. Jadi sebuah
kalimat disebut logis apabila gagasan yang disampaikan masuk akal, hubungan
antar gagasan dalam setiap kalimat masuk akal dan hubungan antara gagasan pokok
dan penjelas masuk akal.
2.3 Penyebab
Kesalahan-kesalahan dalam Penggunaan Kalimat Efektif
Kalimat
efektif merupakan kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali
gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang ada pada
pikiran pembicara dan penulis. Kesalahan-kesalahan yang fatal sering terjadi pada
penggunaan kalimat efektif tersebut.
Faktor penyebab kesalahan
dalam penggunaan kalimat efektif adalah sebagai berikut :
- Kalimat tidak bersubjek dan tidak
berpredikat/kalimat buntung
Susunan
kalimat seperti ini adalah kalimat yang dipenggal-penggal seperti terdapat
dalam bahasa lisan. Kalimat-kalimat yang dipenggal itu masih mempunyai hubungan
gantung dengan kalimat lainnya. Kalimat yang mempunyai hubungan gantung disebut
anak kalimat, sedangkan kalimat yang digantunginya disebut induk kalimat.
Kalimat ini sering dijumpai dalam kegiatan berbahasa sehari-hari.
6
- Penggandaan subyek
Dalam
kaidah berbahasa Indonesia terdapat ketentuan bahwa kalimat yang baik adalah
kalimat yang memiliki subyek dan predikat. Akan tetapi, jika terjadi
penggandaan subyek, kalimat tersebut seolah-olah kurang tegas bagian mana yang
mendapat penekanan.
- Penggunaan kata-kata yang tidak perlu
Dalam
penulisan kalimat sering dijumpai pemakaian dua kata sambung yang megandung
makna yang sama dipakai sekaligus. Menurut kaidah yang berlaku, hal tersebut
termasuk pemakaian kata yang mubazir atau tidak perlu digunakan.
- Penghilangan kata hubung
Gejala
penghilangan kata hubung dalam anak kalimat sering ditemukan dalam
tulisan-tulisan resmi. Hal ini timbul karena terpengaruh oleh bentuk partisif
Bahasa Inggris. Berdasarkan kenyataan, kata hubung sebagai penanda anak kalimat
yang sering ditanggalkan adalah : jika, apabila, setelah, sesudah, ketika,
karena, dan sebagainya. Sebagian besar pemakai bahasa tidak menyadari bahwa
bentuk tersebut salah.
- Pedanan yang tidak serasi
Hal ini
sering ditimbulkan oleh ketidakcermatan pemakai bahasa untuk memilih padanan
kata yang sesuai, sehingga yang sering muncul dalam dalam pembicaraan
sehari-hari adalah padanan yang tidak serasi. Hal ini ditandai dengan adanya
dua kaidah bahasa bersilang digabungkan dalam dalam sebuah kalimat.
7
- Kesalahan urutan kata
Kesalahan
urutan kata sebagian besar disebabkan oleh pengaruh bahasa asing. Sebagian
besar kesalahan dalam urutan kata tersebut adalah terjemahan harfiah dari
bahasa asing. Hal ini dikatakan salah sebab struktur bahasa asing tidak sama
dengan struktur bahasa Indonesia.
- Urutan yang tidak paralel
Jika dalam
suatu kalimat terdapat beberapa unsur rincian, maka rincian tersebut seharusnya
sejajar atau paralel dengan rincian yang lainnya. Apabila unsur pertama
merupakan kata benda, maka unsur berikutnya juga berupa kata benda, misalnya :
unsur pertama dalam bentuk di-…-kan,
unsur berikutnya juga berbentuk di-…-kan.
- Kalimat
tidak logis
Suatu
kalimat dikatakan tidak logis apabila kalimat tersebut tidak dapat diterima
oleh akal sehat atau nalar. Hal ini terjadi karena pembaca atau penulis kurang
hati-hati dalam memilih kata. Kesalahan ini sering terjadi dalam penggunaan
bahasa Indonesia sehari-hari.
- Bentuk resiprokal yang salah
Bentuk
eesiprokal adalah bentuk bahasa yang mengandung arti ‘berbalasan’. Bentuk
resiprokal dapat dihasilkan dengan cara menggunakan kata saling atau dengan
kata ulang berimbuhan. Akan tetapi, jika kedua bentuk tersebut digunakan secara
bersamaan dalam suatu kalimat, maka terjadilah bentuk resiprokal yang salah.
- Penjamakan yang ganda
Dalam
pemakaian bahasa sehari-hari seringkali terjadi kesalahan dalam penggunaan
bentuk jamak sehingga terjadi bentuk yang rancau atau kacau. Bentuk jamak dalam
bahasa Indonesia dilakukan dengan cara sebagai berikut :
8
- Bentuk jamak dengan melakukan
pengulangan kata yang bersangkutan seperti : kuda-kuda, meja-meja,
buku-buku.
- Bentuk jamak dengan
menambah kata bilangan seperti : berbagai aturan, beberapa meja, semua
buku.
- Bentuk jamak dengan menambah
kata bantu jamak seperti : para.
- Bentuk jamak terdapat
pula dalam kata ganti orang seperti : mereka, kami, kita, kalian.
- Pengaruh bahasa asing
Dalam
pemakaian bahasa Indonesia masih banyak yang terpengaruh oleh struktur bahasa
asing. Seseorang menggunakan bahasa Indonesia, tetapi untuk kata-kata tertentu
menggunakan terjemahan harfiah dari bahasa asing. Sering dijumpai penggunaan
kata-kata dimana, yang mana, hal mana, dan saya punya X yang merupakan terjemahan harfiah dari
kata where, which, dan my X. (Zaenal Arifin : 2008)
- Pengaruh bahasa daerah/dialek
Dalam
aktivitas tulis-menulis tidak dibenarkan adanya penggunaan kata-kata atau
struktur dielek daerah tertentu, karena pembaca dari daerah lain tidak dapat
memahami apa yang dituliskan. Penggunaan bahasa daerah juga tidak diperbolehkan
dalam hal-hal yang bersifat resmi, misalnya penulisan karya ilmiah berupa
makalah maupun atau dalam sebuah presentasi.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kalimat
efektif merupakan kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau pembicara
secara tepat, sehingga pendengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan
mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau
pembicaranya. Kalimat efektif mempunyai ciri-ciri yakni : Kesepadanan struktur,
keparalelan bentuk, ketegasan makna, kehematan kata, kecermatan penalaran, dan
kelogisan bahasa.
Suatu
kalimat dikatakan sepadan apabila ada keseimbangan antara gagasan dan struktur
bahasa yang dipakai. Suatu kalimat dikatakan paralel apabila ada kesejajaran bentuk
dan unsur-unsur yang sama derajatnya. Suatu kalimat dikatakan tegas apabila
suatu kata tertentu dalam suatu kalimat diberi perlakuan khusus sehingga
berpengaruh terhadap makna kalimat secara keseluruhan. Kehematan kata ditandai
dengan menghindari pemakaian kata yang tidak perlu sehingga suatu kalimat
menjadi padat dan berisi. Kecermatan penalaran berarti sebuah kalimat tidak
menimbulkan tafsiran ganda, dan tepat dalam pilihan kata. Kalimat disebut logis
apabila kalimat tersebut dapat diterima oleh akal dan penulisannya sesuai
dengan ejaan yang berlaku.
Dalam
pemakaian bahasa Indonesia tidak lepas dari kesalahan-kesalahan yang
menyebabkan suatu kalimat dikatakan tidak efektif. Ketidakefektifan kalimat
tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti :
- Pemakaian
kalimat tidak bersubyek/kalimat buntung
- Penggandaan
subyek
- Penggunaan
kata yang tidak perlu
- Penghilangan
kata hubung
- Padanan
yang tidak serasi
- Kesalahan
urutan kata
- Urutan
yang tidak paralel
- Kalimat
tidak logis
- Bentuk
resiprokal yang salah
- Penjamakan
ganda
- Pengaruh
bahasa asing
- Pengaruh bahasa daerah
Dengan
adanya pengaruh dari faktor-faktor tersebut dapat berakibat kesalahan dalam
penafsiran maksud atau makna dari sebuah kalimat.
3.2 Saran
Para
pendidik sebaiknya memahami dengan seksama dan benar tentang Bahasa Indonesia,
terutama dalam penggunaan kalimat efektif. Hal ini agar di dalam proses belajar
mengajar terjadi komunikasi yang baik dan tepat penggunaan bahasanya antara
pendidik dan peserta didik.
10
DAFTAR PUSTAKA
Badudu, J.S.
1984. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar.
Jakarta: PT Gramadia Pustaka Utama.
Rezak, Abdul. Kalimat
Efektif. Jakarta: PT Gramadia Pustaka Utama
Situmorang,
B.P, Drs. 1982 Bahasa Indonesia (Sebagai
Bahan Kuliah Dasar untuk Perguruan Tinggi). Ende-Flores : Nusa Indah.
Nababan,
Diana. 2008. Intisari Bahasa Indonesia
untuk SMA. Rantauprapat : PT Kawan Pustaka.
Kosasih, E.
2003. Ketatabahasaan dan Kesusastraan.
Bandung : CV Yrama Widya.
Barus, Sanggup. 2010. Pembinaan
Kompetensi Menulis. Medan : USU Press
11
LAMPIRAN
2.2
Ciri-ciri Kalimat Efektif
2.2.1 Kesepadanan Struktur
Contoh :
1.
Mempunyai subjek dan predikat yang jelas
§
Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus
membayar uang kuliah. (SALAH)
§
Semua mahasiswa perguruan tinggi harus membayar
uang kuliah. (BENAR)
2. Tidak
terdapat subjek yang ganda
§
Saat itu saya kurang jelas. (SALAH)
§
Saat itu bagi saya kurang jelas. (BENAR)
2.2.2 Keparalelan atau Kesejajaran Bentuk
Contoh :
Kalimat : Tahap
terakhir penyelesaian gedung itu adalah
kegiatan pengecatan tembok, memasang penerangan, pengujian
sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.
ΓΌ
Kata bergaris bawah yang merupakan bagian dari
predikat pada kalimat diatas tidak paralel. Kata bergaris bawah pertama dan
ketiga adalah nomina berafiks peng—an, sedangkan kata berafiks kedua adalah
verba berafiks meng--. Kalimat diatas dapat diperbaiki dengan mengubah kata
bergaris bawas kedua enjadi berimbuhan peng—an, seperti berikut ini :
12
Kalimat setelah perubahan :
Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan
pengecatan tembok, pemasangan
penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.
2.2.3 Ketegasan atau Penekanan Makna
Contoh :
1.
Menempatkan kata yang ditonjolkan diawal kalimat
§
Sumitro
menjelaskan bahwa manusia mempunyai kecenderungan tidak puas.
§
Persoalan
itu dapat diselesaikan dengan mudah.
2. Repetisi
(pengulangan kata)
- Saudara-saudara kita tidak suka dibohongi, kita tidak suka ditipu dan kita
tidak suka dibodohi.
- Pembangunan dilihat
sebagai proses yang rumit dan mempunyai banyak dimensi , tidak hanya berdimensi
ekonomi tetapi juga dimensi
politik, dimensi sosial dan dimensi budaya.
3.
Pengontrasan Kata Kunci
- Informasi ini tidak
bersifat sementara, tetapi
bersifat tetap.
- Peserta kegiatan ini
adalah laki-laki, bukan perempuan.
4.
Penggunaan Partikel Penegas
- Andalah yang bertanggung jawab menyelesaikan masalah itu.
- Meskipun hujan turun, Ia tetap
bersemangat berangkat ke sekolah.
13
2.2.4 Kehematan Kata
Contoh :
1.
Menghilangkan pengulangan subyek
- Karena Dia tak diundang,
Dia tidak datang ke tempat itu. (SALAH)
- Karena tak diundang, Dia
tidak datang ke tempat itu. (BENAR)
2.
Menghindarkan kesinoniman dalam suatu kalimat
- Jangan naik ke atas
karena licin. (SALAH)
- Jangan naik karena licin.
(BENAR)
3. Tidak menjamakkan
kata yang sudah jamak
- Ia mengambil semua
jeruk-jeruk yang ada di meja. (SALAH)
- Ia mengambil semua jeruk
yang ada di meja. (BENAR)
2.2.5 Kecermatan Penalaran
Kalimat 1 : Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu
menerima hadiah.
ΓΌ
Kalimat ini memiliki makna ganda, yaitu tentang
siapa yang terkenal, mahasiswa atau perguruan tinggi.
Kalimat 2 : Yang diceritakan menceritakan tentang
putra-putri raja, para hulubalang dan para menteri.
ΓΌ
Pada kalimat ini terdapat kesalahan pemilihan
kata, karena dua kata yang bertentangan yaitu diceritakan dan menceritakan.
Kalimat diatas dapat diubah menjadi :
Yang diceritakan ialah putra-putri
raja, para hulubalang dan para menteri.
14
2.2.6 Kelogisan Bahasa
Contoh :
Kalimat : Bapak penceramah, waktu dan tempat saya persilahkan.
ΓΌ
Kalimat ini tidak logis/tidak masuk akal, karena
waktu dan tempat adalah benda mati yang tidak dapat dipersilahkan. Kalimat
tersebut seharusnya diubah menjadi :
Bapak penceramah saya persilahkan
untuk naik ke podium. (BENAR)
2.3 Penyebab Kesalahan-kesalahan dalam Penggunaan Kalimat
Efektif
a) Kalimat
tidak bersubjek dan tidak berpredikat/kalimat bunting
Contoh :
No.
|
Bentuk Tidak Baku
|
Bentuk Baku
|
1.
|
Hari ini saya tidak dapat berangkat ke kampus. Karena saya sakit.
|
Hari ini saya tidak dapat berangkat ke kampus karena
sakit.
|
2.
|
Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
|
Kami datang agak terlambat sehingga kami tidak dapat
mengikuti acara pertama.
|
3.
|
Semua orang akan berhasil dalam hidup. Apabila bekerja keras.
|
Semua orang akan berhasil dalam hidup apabila bekerja
keras.
|
4.
|
Mereka tetap bekerja seperti biasa. Walaupun diperlakukan tidak adil oleh pimpinannya.
|
Mereka tetap bekerja seperti biasa walaupun diperlakukan
tidak adil oleh pimpinannya.
|
5.
|
Saya akan datang ke pertemuan itu. Kalau hari tidak hujan.
|
Saya akan datang ke pertemuan itu kalau hari tidak hujan.
|
15
b) Penggandaan
Subyek
Contoh :
No.
|
Bentuk Tidak
Baku
|
Bentuk Baku
|
1.
|
Penyusunan
laporan ini kami dibantu oleh Bapak
Dosen.
|
Dalam menyusun laporan ini kami dibantu oleh Bapak Dosen.
|
2.
|
Obat-obatan yang rasanya pahit dia tidak suka.
|
Dia tidak suka obat-obatan yang rasanya pahit.
|
3.
|
Rumah yang bertingkat itulah orang asing tersebut tinggal.
|
Di rumah yang bertingkat itulah orang asing tersebut
tinggal.
|
4.
|
Devaluasi rupiah 12 September yang lalu, harga
barang-barang mengalami kenaikan.
|
Karena devaluasi rupiah 12 September yang lalu, harga
barang-barang mengalami kenaikan.
|
c) Penggunaan
Kata-kata yang Tidak Perlu
Contoh :
No.
|
Bentuk Tidak
Baku
|
Bentuk Baku
|
1.
|
Sejak dari kecil ia sudah terlihat sebagai anak yang cerdas.
|
Sejak (dari) kecil ia
sudah terlihat sebagai anak yang cerdas.
|
2.
|
Berbuat baik kepada ibu
bapak adalah merupakan kewajiban
kita.
|
Berbuat baik kepada ibu
bapak adalah (merupakan) kewajiban kita.
|
3.
|
Kita harus menghormati
orang lain agar supaya orang lain
itu menghormati kita.
|
Kita harus menghormati
orang lain supaya (agar) orang lain itu menghormati kita.
|
4.
|
Kredit investasi kecil
membantu masyarakat, seperti misalnya
petani dan pedagang.
|
Kredit investasi kecil
membantu masyarakat, seperti (misalnya) petani dan pedagang.
|
16
d) Penghilangan
Kata Hubung
Contoh :
No.
|
Bentuk Tidak
Baku
|
Bentuk Baku
|
1.
|
Dilihat secara keseluruhan, kegiatan usaha koperasi
perikanan tampak semakin meningkat setelah adanya pembinaan yang lebih
intensif, terarah dan terpadu.
|
Jika dilihat
secara keseluruhan, kegiatan koperasi perikanan tampak semakin meningkat
setelah adanya pembinaan yang lebih intensif, terarah dan terpadu.
|
2.
|
Membaca surat Anda, saya sangat terkejut.
|
Setelah membaca
surat Anda, saya sangat terkejut.
|
3.
|
Menjawab pertanyaan reporter TVRI, Daniel Ilyas, Direktur
Utama Pertamina menyatakan bahwa persediaan minyak cukup banyak.
|
Ketika menjawab
pertanyaan reporter TVRI, Daniel Ilyas, Direktur Utama Pertamina menyatakan
bahwa persediaan minyak cukup banyak.
|
e) Padanan
yang Tidak Serasi
Contoh :
No.
|
Bentuk Tidak
Baku
|
Bentuk
Baku
|
1.
|
Karena modal di
bank terbatas sehingga tidak semua
pengusaha lemah memperoleh kredit.
|
Karena modal di bank terbatas, tidak semua pengusaha
memperoleh kredit.
|
2.
|
Apabila pada
hari itu saya berhalangan hadir, maka
rapat akan dipimpin oleh saudara Daud.
|
Apabila pada hari itu saya berhalangan hadir, rapat akan
dipimpin oleh saudara Daud.
|
3.
|
Walaupun malam
tadi bertugas siskamling, tetapi ia
masuk kantor seperti biasanya.
|
Walaupun malam tadi bertugas siskamling, ia masuk kantor
seperti biasanya.
|
17
f) Kesalahan
Urutan Kata
Contoh :
No.
|
Bentuk Tidak
Baku
|
Bentuk Baku
|
1.
|
Masalah kemacetan kredit Bimas saya ingin laporkan kepada Bapak.
|
Masalah kemacetan kredit Bimas ingin saya laporkan kepada Bapak.
|
2.
|
Ini malam kita
menyaksikan berbagai atraksi yang akan dibawakan oleh putra-putri kita.
|
Malam ini kita
menyaksikan berbagai atraksi yang akan dibawakan oleh putra-putri kita.
|
3.
|
Apakah tugas itu Saudara
dapat kerjakan?
|
Apakah tugas itu dapat
Saudara kerjakan ?
|
g) Urutan
yang Tidak Paralel
Contoh :
No.
|
Bentuk Tidak
Baku
|
Bentuk Baku
|
1.
|
Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes.
|
Harga minyak dibekukan atau dinaikan secara luwes.
|
2.
|
Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah pengecatan
tembok, memasang penerangan, dan
pengaturan tata ruang.
|
Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah pengecatan
tembok, pemasangan penerangan dan
pengaturan tata ruang.
|
3.
|
Kegiatan proyek itu memerlukan tenaga yang terampil, biayanya banyak dan harus cukup waktunya.
|
Kegiatan proyek itu memerlukan tenaga yang terampil, biaya yang banyak, dan waktu yang cukup.
|
18
h) Kalimat
yang Tidak Logis
No.
|
Bentuk Tidak
Baku
|
Bentuk Baku
|
1.
|
Acara berikutnya adalah sambutan Camat Cikatomas, waktu dan tempat kami persilahkan.
|
Acara berikutnya adalah sambutan Camat Cikatomas, Bapak
camat kami persilahkan.
|
2.
|
Untuk mempersingkat
waktu, kita teruskan acara ini.
|
Untuk menghemat waktu, kita teruskan acara ini.
|
3.
|
Acara berikutnya adalah sambutan Camat Cikatomas. Kepada Bapak Abdul Wahid, B.A kami
persilahkan.
|
Acara berikutnya adalah sambutan Camat Cikatomas. Bapak
Abdul Wahid, B.A. kami persilahkan.
|
i)
Bentuk Resiprokal yang Salah
Contoh :
No.
|
Bentuk Tidak
Baku
|
Bentuk Baku
|
1.
|
Sesama pengemudi dilarang saling dahulu-mendahului.
|
Sesama pengemudi dilarang saling mendahului.
|
2.
|
Dalam pertemuan itu para mahasiswa dapat saling tukar-menukar informasi.
|
Dalam pertemuan itu para mahasiswa dapat saling menukar
informasi.
|
19
j)
Penjamakan yang Ganda
Contoh :
No.
|
Bentuk Tidak
Baku
|
Bentuk Baku
|
1.
|
Beberapa
menteri-menteri luar negeri Asia-Afrika mengadakan pertemuan di Bandung.
|
Beberapa menteri
Luar negeri Asia-Afrika mengadakan pertemuan di Bandung.
|
2.
|
Banyak surat-surat
yang masuk ke kantor redaksi.
|
Banyak surat
yang masuk kek kantor redaksi.
|
3.
|
Para duta-duta
besar diharapkan dapat mempromosikan produksi Indonesia di luar negeri.
|
Para duta besar
diharapkan dapat mempromosikan produksi Indonesia di luar negeri.
|
k) Pengaruh
Bahasa Asing
Contoh :
No.
|
Bentuk Tidak
Baku
|
Bentuk Baku
|
1.
|
Masalah itu akan saya laporkan kepada saya punya atasan.
|
Masalah itu akan saya laporkan kepada atasan saya.
|
2.
|
Masalah yang mana
sudah saya jelaskan tidak perlu ditanyakan lagi.
|
Masalah yang sudah
saya jelaskantidak perlu ditanyakan lagi.
|
3.
|
Pembunuhan tokoh yang terkemuka itu, hal mana patut disesalkan.
|
Pembunuhan tokoh yang terkemuka itu merupakan hal yang patut disesalkan.
|
20
l)
Pengaruh Bahasa Daerah/dialek
Contoh :
No.
|
Bentuk Tidak
Baku
|
Bentuk Baku
|
1.
|
Saya pernah bilang
hal itu kepadamu.
|
Saya pernah mengatakan
hal itu kepadamu.
|
2.
|
Amir sedang bikin
perjanjian diatas kertas segel.
|
Amir sedang membuat
perjanjian diatas kertas segel.
|
3.
|
Karena berhasil memimpin anak asuhannya, ia dikasih penghargaan dari pemerintah.
|
Karena berhasil memimpin anak asuhannya, ia diberi penghargaan dari pemerintah.
|
21
No comments:
Post a Comment