MAKALAH BAHASA INDONESIA
JENIS-JENIS KATA DALAM BAHASA INDONESIA
Disusun Sebagai
Pelaksanaan Tugas Ujian Akhir Semester
Mata Kuliah Bahasa Indonesia Ampuan Drs. P. Hariyanto, M.Pd.
Mata Kuliah Bahasa Indonesia Ampuan Drs. P. Hariyanto, M.Pd.
Oleh:
Nama : Adrianus Tita Santana
Arep
NIM : 141434058
Kelas : B
Prodi : Pendidikan
Biologi
No.HP : 085339369638
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN BIOLOGI (B)
NOVEMBER 2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta karunian-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas
makalah ini yang berjudul “Jenis-Jenis
Kata dalam Bahasa Indonesia serta Contoh Jenis-Jenis Kata” ini dengan
baik tanpa ada halangan.
Terselesaikannya makalah ini tentu tidak lepas dari bantuan banyak pihak.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada:
1. Bapak Drs. P.
Hariyanto, M. Pd. yang sudah membimbing penulis supaya penulis bisa membuat
makalah ini dengan baik dan benar.
2. Orangtua
penulis yang senantiasa selalu memberikan motivasi.
3. Teman-teman
di Pendidikan Biologi maupun teman-teman lain yang
turut serta membantu dalam penulisan makalah ini.
Penulis berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan menjadi referensi untuk
menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.
Penulis menyadari makalah ini masih
jauh dari kata sempurna, oleh karena itu, penulis mohon maaf bila ada
penulisan kata atau tata bahasa yang masih salah dan kurang berkenan. Saran,
tanggapan, dan kritik
anda yang membangun sangat
penulis harapkan guna menyempurnakan makalah ini.
Penulis
Yogyakarta, Desember
2014
DAFTAR ISI
Halaman Judul ……………………………………………………………….. i
Kata Pengantar ……………………………………………………………….. ii
Daftar Isi ……………………………………………………………………… iii
Bab I Pendahuluan …………………………………………………………….
1.1 Latar
Belakang ………………………………………………………. 1
1.2 Rumusan
Masalah …………………………………………………… 1
1.3 Tujuan
Penulisan …………………………………………………….. 1
1.4 Manfaat
Penulisan ……………………………………………………
1
1.5
Metode Penulisan…………………………………………………….. 2
Bab II Pembahasan ……………………………………………………………
2.1 Pengertian Kata
………………………….,………………………….. 2
2.2 Jenis-Jenis Kata
……………………………………………………… 2
2.3 Pengertian Dan Contoh Jenis-Jenis
Kata ……………………………. 2
Bab III Penutup ……………………………………………………………….
3.1
Kesimpulan…………………………………………………………… 23
3.2 Saran………………………………………………………………….. 23
DaftarPustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam realita yang ada, telah kita ketahui bersama bahwa
perbedaan ada warna dari sebuah kehidupan, maka dari itu sudah barang tentu dan
lazim dalam realita kehidupan secara efektifitas manusia saling berhubungan satu
antara lainnya. Dari perbedaan daerah di dunia Indonesia khususnya, sudah barang
tentu beda daerah maka beda bahasa atau cara berkomunikasi satu dengan yang
lainnya. Seperti kata pepatah “lain lalang lain belalang”. Untuk mengatasi perbedaan
agar menjadi sebuah vareasi hidup yang ideal Indonesia yang terdiri dari beberapa
pulau atau daerah menetapkan bahasa pemersatu aragraph yang di gunakan dan sudah
di sepakati adalah bahasa ―melayu”.Seperti yang telah tertuang dalam sumpah pemuda.
Akan tetapi Indonesia tidak semua/minoritas masyakatnya tidak bisa mengklasifikasikan
kata yang sering di ucapkan dalam berbahasa aragraph, maka dari itu kami
mencoba mengurai tentang ―kelas kata /kategori kata dalam Bahasa Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa
pengertian kata ?
2. Apa
saja jenis-jenis kata ?
3. Apa
saja pengertian dari masing-masing jenis kata?
4. Apa
saja contoh kata dari masing-masing kata?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk
mengetahui jenis- jenis kata
2. Untuk
mengetahui pengertian masing-masing jenis kata
3. Untuk
mengetahui contoh kata dari masing-masing jenis kata
4. Untuk
memperoleh nilai ujian dalam mata kulia Bahasa Indonesia
1.4 Manfaat Penulisan
1. Memperoleh
pengetahuan tentang macam-macam kata
2. Memperoleh
pengetahuan tentang pengertian masing-masing jenis kata
3. Memperoleh
pengetahuan tentang contoh kata dari masing-masing jenis kata
1.1 Metode Penulisan
Penulisan makalah ini dilakukan
dengan beberapa metode yaitu : Studi Pustaka dengan mengambil beberapa sumber dari buku-buku yang
berhubungan dengan judul makalah ini dan mengambil sumber dari internet sebegai
bahan refensi atau penambahan materi sebagai pelengkap dalam makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Kata
Kata adalah
kumpulan beberapa huruf yang memiliki makna tertentu. Dalam KBBI (Kamus Besar
Bahasa Indonesia) kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang
merupakan perwujudan suatu perasaan dan pikiran yang dapat dipakai dalam
berbahasa. Dari segi bahasa kata diartikan sebagai kombinasi morfem yang
dianggap sebagai bagian terkecil dari kalimat. Sedangkan morfem sendiri adalah
bagian terkecil dari kata yang memiliki makna dan tidak dapat dibagi lagi ke
bentuk yang lebih kecil.
2.2 Jenis-Jenis
Kata
Berdasarkan ciri dan
karakteristiknya kata dikelompokan menjadi kata kerja, kata benda, kata sifat,
kata bilangan, kata keterangan, kata depan, kata ganti, kata sandang, kata
ulang, kata sambung dan kata seru.
2.3
Pengertian dan Contoh Jenis-Jenis Kata
A.
Kata Kerja (Verba)
Kata
kerja adalah kata yang menyatakan makna perbuatan, pekerjaan, tindakan, proses,
atau keadaan. Ciri-ciri kata kerja adalah sebagai berikut.
·
Umumnya
menempati fungsi predikat dalam kalimat.
Contoh:
Grup band ungu membuat album
baru.
S P
O
Nando berbaju hitam.
S P pel.
·
Dapat
didahului kata keterangan akan, sedang,
dan sudah.
Contoh:
Kris sedang
menonton televise.
S P O
Rumah Pak Dan akan dijual.
S P
Maryo sudah makan
tadi pagi.
S P
ket.
·
Dapat
didahului kata ingkar tidak.
Contoh:
Indonesia tidak
membuka hubungan aragraph dengan Israel.
S P O ket.
Pintu ini tidak
dikunci sejak tadi malam.
S P ket.
·
Dapat
dipakai dalam kalimat perintah, khususnya yang bermakna perbuatan.
Contoh:
Kirimkan surat ini sekarang juga!
Makan obat ini!
·
Tidak
dapat didahului kata paling.
Contoh:
paling datang
(?)
paling menulis
(?)
Kata kerja dapat dikelompokan menjadi
beberapa macam, yakni sebagai berikut.
1.
Ditinjau
dari bentunknya, kata kerja dibedakan menjadi:
a.
Kata
kerja dasar bebas adalah kata kerja berupa morfem dasar bebas.
Contoh:
makan, mandi,
tidur, duduk, pulang, pergi
b.
Kata
kerja turunan adalah kata kerja yang telah mengalami afiksasi, reduplikasi, atau
pemajemukan.
Contoh:
kehilangan,
berpelukan, menari, tolong-menolong, makan-makan, seyum-senyum, cuci mata,
campur tangan, makan hati
2.
Ditinjau
dari hubungan dengan unsur lain dalam kalimat, kata kerja dibedakan menjadi.
a.
Kata
kerja transitif adalah kata kerja yang membutuhkan kehadiran objek.
Berdasarkan
jumlah objek yang mendampinginya, kata kerja transitif terbagi menjadi:
1)
Kata
kerja ekatransitif, adalah kata kerja yang di ikuti oleh satu objek.
Contoh:
Saya
menulis surat.
S O P
Ibu sedang menjadi
baju.
S P O
Contoh
kata kerja ekatransitif adalah membawa, membuktikan, mengerjakan, mengadili,
merestui, membelanjakan, membeli, memperesar.
2)
Kata
kerja dwitansitif, adalah kata kerja yang mempunyai dua nomina, satu sebagai
objek dan satunya sebagai pelengkap.
Contoh:
Ayah membelikan
kakak motor baru.
S P O pel.
Contoh
kata kerja dwitransitif adalah menugasi, mengirimi, mengambilkan, membawakan,
menyebut, menuduh, memanggil, menyerahi.
3)
Kata
kerja semitransitif, adalah kata kerja yang objeknya boleh ada, boleh juga
tidak ada.
Contoh:
Paman sedang
makan.
S P
Paman sedang makan
rujak.
S P O
Contoh
kata kerja semitransitif adalah makan, menulis, menyimak, menonton ,minum,
membaca.
b.
Kata
kerja aragraphe adalah kata kerja yang tidak memiliki objek.
Jenis
kata kerja intrasitif ini dikelompokan dalam tiga jenis berikut.
1)
Kata
kerja intrasitif tak berpelengkap. Kata kerja jenis ini tidak membutuhkan
pelengkap.
Contoh:
Echa berdiri di
atas panggung.
S P
ket.
Makanan
ini
sudah mulai membusuk.
S P
Contoh:
Kata
kerja aragraphe tak berpelengkap adalah membaik, pergi, terkejut, kedinginan,
memburuk, menghijau, tibul, duduk, datan, dan sebagainya.
2)
Kata
kerja aragraphe yang berpelengkap wajib, kehadiran pelengkap aragra
3)
ta
kerja ini bersifat mutlak. Bila tidak ada pelengkap, kalimat itu tidak
berterima.
Contoh:
Anak
itu
kedapatan merokok.
S
P pel.
Nasi telah
menjadi bubur.
S P pel.
Contoh
kata kerja aragraphe yang berpelengkap wajib adalah beratapkan, berdasarkan, berpendapat
(bahwa), kehilangan, kejatuhan, merupakan, bersendikan, berpesan (bahwa),
menyerupai.
4)
Kata
kerja intransitive berpelengkap manasuka. Kehadiran pelengkap pada kata kerja
jenis ini boleh ada, boleh juga tidak ada.
Contoh:
Pendapatnya sangat
berharga.
S P
Contoh
kata kerja aragraphe berpelengkap manasuka adalah beratap, berpakaian,
berinding, berpagar, ketahuan, kecopetan, berpola, naik, berbaju, berhenti,
kehujanan, berpintu, bercat.
3.
Ditinjauh
dari hubungan kata kerja dengan kata benda dalam kalimat, kata kerja dibedakan
atas:
a.
Kata
kerja aktif, biasanya berawalan me-, ber-,
atau tanpa awalan.
Contoh:
menyanyi,
menulis, mencintai, berdua, berkata, makan, pergi, tidur, datang
b.
Kata
kerja pasif, biasanya berawalan di- atau
ter-.
Contoh:
ditinju,
dimakan, dilamar, ditembak, terlena, tertawa, tersiksa, terbawa, terkenal
c.
Kata
kerja anti-aktif (aragrap) adalah kata kerja pasif yang tidak dapat diubah
menjadi kata kerja aktif. Subjek pada kata kerja ini merupakan penanggap (pihak
yang merasakan, menderita, atau mengalami).
Contoh:
tembus,
terantuk, kecopetan, kena pukul, kena marah
d.
Kata
kerja anti-pasif adalah kata kerja aktif yang tidak dapat diubah menjadi kata
kerja pasif.
Contoh:
haus
akan, benci terhadap, bertanam
4.
Ditinjau
dari hubungan antara kata benda yang mendapinginya, kata kerja dibedakan atas:
a.
Kata
kerja resiprokal adalah kata kerja yang menyatakan perbuatan yang dilakukan
oleh dua pihak secara berbalasan. Kedua belah pihak terlibat perbuatan.
Contoh:
berkelahi,
bersentuhan, berpegangan, bermaaf-maafkan, saling memberi, saling membenci,
baku hantam, baku tembak, tolong-menolong, cubit-cubitan
b.
Kata
kerja non resiprokal adalah kata kerja yang tidak menyatakan perbuatan yang
dilakukan oleh dua pihak dan saling berbalasan.
Contoh:
menulis,
menari, menyayi, memburu
5.
Ditinjau
dari sudut refrensi argumennya, kata kerja dibedakan atas:
a.
Kata
kerja refleksif adalah kata kerja yang kedua referenya sama.
Contoh:
bercemin,
bercukur, berdadan, berhias, berjemur, melarikan diri, membaringkan diri
b.
Kata
kerja non-refleksif adalah kata kerja yang kedua argumennya menpunyai referen
yang berlainan.
Contoh:
mengantuk,
menangis, berlari, bekerja
B.
Kata Sifat (Adjektiva)
Kata sifat adalah kata yang menerangkan kata benda.
Berikut ini ciri-ciri kata sifat.
·
Dapat
berhubungan dengan partikel tidak, lebih,
sangat, agak.
Contoh:
tidak
sakit, lebih sabar, sangat bagus, agak panas
·
Dapat
mendapingi kata benda.
Contoh:
sepatu
baru, lukisan indah, mobil kuno, rumah tua
·
Dapat
diulang dengan imbuhan se-nya
Contoh:
setinggi-tingginya,
sebaik-baiknya, sekurang-kurangnya, sebodoh-bodohnya, seburuk-buruknya
·
Dapat
diawali imbuhan ter- yang bermakna
paling.
Contoh:
terbaik,
tertinggi, tersayang, tercantik, termurah
Berdasarkan bentuknya, kata sifat dapat dibedakan
atas:
1.
Kata
sifat dasar
a.
Kata
sifat dasar yang dapat diikuti kata sangat
dan lebih.
Contoh:
adil,
ajaib, ampuh, canggung, cukup, bahaya, gemuk, geram, jahat, kagum, lapar, lucu,
pelit
b.
Kata
sifat dasar yang tidak dapat diikuti kata sangat
dan lebih.
Buntu,
langsung, musnah, tentu, gaib, cacat
2.
Kata
sifat turunan
a.
Kata
sifat turunan berafiks.
Contoh:
termiskin,
tertegun, terkesan, tercenung
b.
Kata
sifat bereduplikasi.
Contoh:
cantik-cantik,
marah-marah, tua-tua, berat-berat
c.
Kata
sifat ke-R-an atau ke-an.
Contoh:
kemerah-merahan,
kemalu-maluan, kegerahan, keramaian
d.
Kata
sifat berafiks i- (atau alomorfnya).
Contoh:
alami,
alamiah, duniawi, gerejani, hewani, ilmiah, jasmani, insani, rohaniah,
manusiawi
e.
Kata
sifat yang berasal dari berbagai kelas kata, melalui proses berikut.
1)
Deverbalisasi
Contoh:
melengking,
memalukan, membenci, mencekam, menjengkelkan, menyenangkan, merangsang,
terburu-buru, terganggu, terharu, terhormat, terpaksa, tertutup, tersinggung
2)
Denominalisasi
Contoh:
berbusa,
berbisa, berbahaya, berhati-hati, bersahabat, bermanfaat, budiman, dernawan,
kesatria, lebar, luas, malam, membudaya, menggunung, meradang, menyimpang,
pagi, panjang, pemalas, pemarah, penyayang, rahasia, serasi, siang, sukses,
tinggi
3)
Deadverbialisasi
Contoh:
berkurang,
bertambah, menyengat, melebih, bersungguh-sungguh, mungkin
4)
Denumeralisasi
Contoh:
mendua,
menyeluruh
5)
Deinterjeksi
Contoh:
aduhai,
sip, wah
3.
Kata
sifat majemuk
a.
Subordinatif
Contoh:
besar
mulut, buta huruf, buta warna, busuk hati, kepala dingin, keras kepala, panjang
tangan, rendah hati
b.
Koordinatif
Contoh:
aman
sentosa, besar kecil, gagah berani, lemah gemulai, letih lesu, porak poranda,
sopan santun, suka duka, tua muda, riang gembira
C.
Kata Benda
(Nomina)
Kata benda adalah kata yang mengacu pada
manusia, binatang, benda, dan konsep atau pengertian. Contohnya murid, burung,
kursi, dan kemiskinan, adalah nomina. Ciri-ciri kata benda adalah sebagai
berikut.
·
Dalam
kalimat yang predikatnya berupa kata kerja, kata benda, cendrung menduduki
fungsi subjek, objek, atau pelengkap.
Contoh:
Persiden
SBY
mengunjungi Universitas Sanata Dharma.
s/kb p/kk o/kb
Negara
Indonesia
berlandaskan Pancasila.
s/kb p/kk pel/kb
·
Kata
benda tidak dapat diingkarkan dengan kata tidak.
Contoh:
Pak
Agung tidak guru matematika. (?)
Ini
tidak kamus melainkan ensiklopedia. (?)
·
Kata
benda dapat diingkarkan dengan kata bukan.
Contoh:
Pak
Agung bukan guru matematika.
Ini
bukan kamus melainkan ensiklopedia.
·
Kata
benda umumnya dapat diikuti oleh kata sifat, baik secara langsung maupun
diantarai oleh kata yang.
Contoh:
naskah
kuno, mobil mewah, rumah angker, naskah yang kuno, mobil yang mewah, rumah yang
angker
Berdasarkan
bentuknya, kata dasar dikelompokan menjadi beberapa jenis berikut.
1.
Kata
benda dasar adalah kata benda yang hanya terdiri atas satu morfem.
Contoh:
gelas, air, meja, kardus, kami, kakak, November,
motor, Koran, Palembang, ember, rumah, gunung
2.
Kata
benda turunan, terbagi atas:
a.
Kata
benda berimbuhan
Contoh:
kementrian, pelabuhan, perusahan, kemasan
b.
Kata
benda bereduplikasi
Contoh:
rumah-rumah, dedaunan, bocah-bocah, pepohonan,
buku-buku, mobil-mobilan, surat-surat kabar, lauk-pauk, sayur-mayur,
padi-padian
c.
Kata
benda yang berasal dari berbagai kelaskarena proses:
1)
Deverbalisasi
Contoh:
pengembangan, pendidikan, ketertarikan, keterbukaan
2)
Deadjektivalisasi
Contoh:
petinggi, keseriusan, kematangan, perusakan
3)
Denumeralisasi
Contoh:
keseluruhan, kesatuan, persatuan
4)
Deadverbialisasi
Contoh:
kekurangan, kelebihan, keterlaluan
d.
Kata
benda yang mengalami proses pemajemukan
Contoh:
ganti rugi, tata tertip, uang muka, tata kota,
kontraindiksasi, semifinal, pascapanen, mahaguru, anak cucu, lalu lintas, sepak
bola, pedagang eceran, unjuk rasa, orang terpelajar
berdasarkan wujudnya, kata benda dibedakan atas:
1.
Kata
benda konret adalah kata benda yang dapat dilihat wujud fisiknya.
Contoh:
Helena,
Alvino, ayah, dompet, botol, kertas, roti, tas, lemari, televise
2.
Kata
benda abstrak adalah kata benda yang wujud fisiknya tidak dapat di lihat.
Contoh:
kebenaran,
kemajuan, perbukuan, persatuan
D.
Kata Bilangan
(Numeralia)
Kata bilangan adalah kata yang dipakai
untuk menghitung banyaknya benda (orang, binatang, atau barang) dan konsep.
Kata bilangan dapat dikelompokan menjadi berikut.
1.
Kata
bilangan takrif adalah kata bilangan yang menyatakan jumlah. Kat binlangan
takrif terbagi atas:
a.
Kata
bilangan utama (aragrap), terbagi atas:
1)
Kata
bilangan penuh adalah kata bilangan utama yang menyatakan jumlah tertentu dan
dapat berdiri sendiri tanpa bantuan kata lain.
Contoh:
satu,
tiga, sepuluh, seratus, lima puluh ribu, juta, triliun, tiga miliar
kata
bilangan utama dapat dihubungkan langsung dengan satuan waktu, harga uang,
ukuran, panjang, berat, isi, dan sebagainya.
2)
Kata
bilangan pecahan, yaitu kata bilangan yang terdiri atas pembilang dan penyebut
yang dibutuhi partikel per-.
Contoh:
3/4
= tiga perempat
2/3
= dua perempat
4/5
= empat perlima
1/2
= satu perdua, setengah, atau separuh
3)
Kata
bilangan gugus (sekelompok bilangan)
Contoh:
lusin
= 12
gros
= 144 atau 12 lusin
kodi
= 20
abad
=100 tahun
windu
= 8 tahun
millennium
= 1000 tahun
b.
Kata
bilangan tingkat adalah kata bilangan takrif yang melambangkan urutan dalam
jumlah dan berstruktur ke+Num.
Contoh:
kesatu,
ketiga, kesepuluh, keduapuluh lima, keseratus
2.
Kata
bilangan tak takrif dalah kata bilangan yang menyatakan jumlah tak tentu.
Contoh:
suatu,
beberapa, berbagai, tiap-tiap, segenap, sekalian, semua, sebagian, seluruh,
segala
E.
Kata Ganti
(Pronomina)
Kata ganti adalah kata yang berfungsi
untuk menggantikan orang, benda, atau sesuatu yang dibedakan. Kata ganti
dibedakan atas:
1.
Kata
ganti orang
a.
Kata
ganti orang pertama, terbagi atas:
1)
Kata
ganti orang pertama tunggal
Contoh:
aku,
saya, daku, ku, -ku
2)
Kata
ganti orang pertama jamak
Contoh:
kami,
kita
b.
Kata
ganti orang kedua, terbagi atas:
1)
Kata
ganti orang kedua tunggal
Contoh:
kamu,
anda, engkau, kau, dikau, -mu
2)
Kata
ganti orang kedua jamak
Contoh:
kalian,
kamu sekalian
c.
Kata
ganti orang ketiga, terbagi atas:
1)
Kata
ganti orang ketiga tunggal
Contoh:
dia,
beliau, ia, -nya
2)
Kata
ganti orang ketiga jamak
Contoh:
mereka,
-nya
2.
Kata
ganti penunjuk
a.
Kata
ganti penunjak umum
Contoh:
ini, itu
b.
Kata
ganti penunjuk tempat
Contoh:
sini, situ,
sana, di sini, di sana, dari situ, ke sini, dari sana, ke sini, yakni, yaitu
c.
Kata
ganti penunjuk ikwal
Contoh:
begini, begitu
d.
Kata
ganti penanya
1)
Kata
ganti penanya benda atau orang
Contoh:
apa, siapa,
mana, yang mana
2)
Kata
ganti penanya waktu
Contoh:
kapan, bilamana,
apabila
3)
Kata
ganti penanya tempat
Contoh:
di mana, ke
mana, dari mana
4)
Kata
ganti penanya keadaan
Contoh:
mengapa,
bagaimana
5)
Kata
ganti penanya jumlah
Contoh:
berapa
3.
Kata
ganti yang tidak menunjukan pada orang atau benda tertentu.
Contoh:
Sesuatu,
seseorang, barang siapa, siapa, apa, apa-apa, anu, masing-masing, sendiri
F.
Kata Keterangan
(Adverbia)
Kata
keterangan adalah kata yang memberi keterangan pada kata lainnya. Kata
keterangan dapat dibedakan atas:
1.
Kata
keterangan bentuk dasar
Contoh:
alangkah, amat,
barangkali, belum, boleh, bukan, aragr, hanya, kerap, masih, memang, mungkin,
niscaya, sangat, saling, selalu, senantiasa, sudah, sungguh, telah, tidak
2.
Kata
keterangan turunan, terbagi atas:
a.
Kata
keterangan berimbuhan
Contoh:
terlalu,
terlampau, sekali, sebaiknya, sebenarnya, sesungguhnya, secepatnya, agaknya,
biasanya, rasanya
b.
Kata
keterangan bereduplikasi
Contoh:
akhir-akhir,
malam-malam, mula-mula, pagi-pagi, tengah-tengah, pelan-pelan, diam-diam,
habis-habisan, kecil-kecilan, mati-matian
c.
Kata
keterangan gabungan
Contoh:
belum boleh,
tidak mungkin, belum tentu, masih, belum lagi, tidak boleh tidak, tidak mungkin
lagi, selambat-lambatnya, lagi pula, hanya saja, aragr selalu
Berdasarkan
perilaku semantisnya, kata keterangan dibedakan atas:
1.
Kata
keterangan kualitatif adalah kata keterangan yang menggambarkan makna yang
berhubungan dengan tingkat, derajat, atau mutu.
Contoh:
paling, sangat,
lebih, kurang
2.
Kata
keterangan kuantitatif adalah kata keterangan yang maknanya berhubungan dengan
jumlah.
Contoh:
banyak, sedikit,
kira-kira, cukup
3.
Kata
keterangan aragraph adalah kata keterangan yang maknanya berhubungan dengan
pembatasan.
Contoh:
hanya, saja,
sekadar
4.
Kata
keterangan frekuentatif adalah kata keterangan yang maknanya berhubungan dengan
tingkat kekerapan terjadinya suatu yang diterapkan kata keterangan itu.
Contoh:
selalu, sering,
jarang, kadang-kadang
5.
Kata
keterangan waktu adalah kata keterangan yang maknanya berhubungan dengan keterangan waktu
terjadinya peristiwa.
Contoh:
baru, segera,
tadi, kemarin, lusa
6.
Kata
keterangan cara adalah kata keterangan yang maknanya berhubungan dengan cara
suatu peristiwa berlangsung atau terjadi.
Contoh:
diam-diam,
secepatnya, pelan-pelan
7.
Kata
keterangan kontrasif adalah kata keterangan yang menggambarkan pertentngan
dengan makna kata atau hal yang dinyatakan sebelumnya.
Contoh:
bahkan, malahan,
justru
8.
Kata
keterangan keniscayaan adalah kata keterangan yang maknanya berhubungan dengan
kepastian terjadinya suatu peristiwa.
Contoh:
pasti, tentu, niscaya
G.
Kata Tunjuk
(Demonstrative)
Kata
tunjuk adalah kata yang dipakai untuk menunjuk atau menandai orang atau benda
secara khusus. Kata tunjuk dapat dibedakan atas:
1.
Kata
tunjuk dasar
Contoh:
itu,ini
2.
Kata
tunjuk turunan
Contoh:
berikut, begini,
sekian, sedemikian, sebegitu
3.
Kata
tunjuk gabungan
Contoh:
di sana, di
situ, di sini
H.
Kata Tanya
(Intirogativa)
Kata
arag adalah kata yang digunakan untuk menanyakan sesuatu.
Berdasarkan
jenis dan pemakaiannya, kata Tanya dibedakan atas:
2.
apa,
digunakan untuk:
a.
Menanyakan
kata benda bukan manusia.
Contoh:
Apa
manfaat berolaraga?
Kamu
makan apa tadi siang?
Dengan
apa kita memotong kayu ini?
b.
Menanyakan
sesuatu yang jawabannya mungkin berlawanan.
Contoh:
Apa
nanti siang akan hujan? (jawabannya bisa “ya” atau “tidak”)
Apa
kirimanku sudah dia terima? (jawabannya bisa “sudah” atau “belum”)
c.
Mengukuhkan
apa yang telah diketahui pembicara.
Contoh:
Apa tidak salah
kamu memberi aku hadiah?
Apa memang sudah
begitu aturanya?
d.
Digunakan
dalam kalimat retoris (tidak memerlukan jawaban)
Contoh:
Apa salahnya
kita ikuti saran dia?
Apa ruginya kamu
pelajari lagi pelajaran tadi siang?
3.
bila,
digunakan untuk menanyakan waktu.
Contoh:
Bila kamu
berkunjung ke rumahku?
4.
–kah,digunakan untuk:
a.
Mengukuhkan
bagian kalimat yang diikuti oleh –kah.
Contoh:
Dapatkah
kau mengerti perasaanku?
Mungkinkah
dia tahu rahasia kita?
b.
Menanyakan
pilihan di antara bagian-bagian kalimat yang didahului oleh –kah.
Contoh:
Nasi
aragr atau soto ayamkah kegemaranmu?
c.
Melengkapi
kata Tanya.
Contoh:
Siapakah
penyanyi favoritmu?
Apakah
warna tasmu?
Kapankah
dia akan kembali?
4.
kapan,
digunakan untuk menanyakan waktu.
Contoh:
Kapan
buku ini harus dikembalikan?
Kapan
kita akan menerima bonus?
5.
mana,
digunakan untuk:
a.
Menanyakan
seseorang, benda, atau suatu hal.
Contoh:
Perusahan
mana yang dapat menerimaku?
Tanah
mana yang akan dijual?
b.
Menanyakan
pilihan.
Contoh:
Mana
yang menurutmu yang paling bagus, memakai kebaya atau tunik?
6.
bagaimana,
digunaka untuk:
a.
menanyakan
cara perbuatan.
Contoh:
Bagaimana
cara membuat situs pribadi?
b.
Menanyakan
akibat suatu tindakan.
Contoh:
Bagaimana
dia tahu rahasia kita?
c.
Meminta
kesempatan dari lawan bicara.
Contoh:
Bagaimana
kalau kita ke kafe saja?
d.
Menanyakan
kualifikasi atau evaluasi atas suatu gagasan.
Contoh:
Bagaimana
pendapatmu?
7.
bilamana,
digunakan untuk menanyakan waktu.
Contoh:
Bilamana
perekonomian Indonesia sejajar dengan aragr maju?
8.
di
mana, digunakan untuk menerangkan tempat.
Contoh:
Di
mana rumahmu?
Di
mana sekolahm?
9.
mengapa,
digunakan untuk menanyakan sebab, alasan, atau perbuatan.
Contoh:
Mengapa
kamu datang terlambat?
Mengapa
kamu tidak sekolah?
10.
siapa,
digunakan untuk menanyaka nama orang.
Contoh:
Siapa
pemenang Sobel Sastra 2008?
Siapa
nama kepala sekolahmu?
11.
berapa,
digunakan untuk menanyakan bilangan yang mewakili jumlah, ukuran, takaran,
nilai, harga, satuan waktu.
Contoh:
Berapa
ekor ayam peliharaanmu?
Berapa
harga rumah itu?
Berapa
lama kita harus menunggu di sini?
Jam
berapa kamu akan pergi?
12.
bukan,
bukankah, digunakan untuk mengukuhkan proposisi dalam pernyataan.
Contoh;
Kamu
adiknya Evlyn, bukan?
Bukankah
dia wartawan?
13.
masa,
masakan, digunakan untuk menyatakan ketidakpercayaan dan bersifat retoris.
Contoh:
Masakan
kamu tidak mengerti maksudku?
I.
Kata Sandang
(Artikula)
Kata sandang adalah kata yang digunakan
untuk membatasi kata benda.
Kata
sandang dapat dikelompokan menjadi berikut.
1.
Kata
sandang yang mendampingi kata benda dasar.
Contoh:
Si
monyet, sang dewi, para guru, Si boncel, sang pendekar
2.
Kata
sandang yang mendampingi kata benda yang dibentuk dari kata dasar (nomina
deverbal).
Contoh;
si
terdakwa, si tertuduh, si pengamen, si perampok
3.
Kata
sandang yang mendampingi kata ganti.
Contoh:
si
dia, sang aku
4.
Kata
sandang yang mendampingi kata kerja pasif.
Contoh:
kaum
teraniaya, si tertuduh, si terdakwa, kaum terpinggirkan
Berikut
ini jenis kata sandang dan fungsinya.
1.
Kata
sandang khusus kata benda tunggal.
a.
si,
digunakan untuk:
1)
Bergabubung
dengan kata benda tunngal
Contoh:
si Feby, si Leky, gondrong, si
kancil
2)
Menyatakan
ejekan, keakraban, atau personifikasi
Contoh:
si gendut, si botak, si lucu
b.
sang,
digunakan untuk:
1)
Meninggikan
harkat kata yang didampinginya
Contoh:
sang
saka, sang Merah Putih
2)
Menyatakan
maksud mengejek atau menghormati
Contoh:
sang penaklua, sang mertua, sang maestro
c.
Sri,
kata yang digunakan khusus bagi orang yang dihormati
Contoh:
Sri
Ratu, Sri Baginda, Sri Paus
2.
Kata
sandang khusus kelompok.
a.
para,
digunakan khusus untuk kelompok
contoh:
para
bangsawan, para siswa, para penonton
b.
kaum,
digunakan khusus untuk kelompok yang berideologi sama
contoh:
kaum
pinggiran, kaum pria, kaum terpojokkan
c.
umat,
digunakan khusus untuk kelompok yang memiliki latar belakang agama yang sama
atau memiliki konoyasi keagamaan
contoh:
umat
Islam, umat Budha, umat beragama, umat manusia
J.
kata Depan
(Preposis)
Kata depan adalah kata tugas yang
berfungsi sebagai unsur pembentuk frasa preposisional. Kata depan berdasarkan
bentuknya dalah sebagai berikut.
1.
Kata
depan berbentuk kata
Contoh;
di,
ke, dari, bagi, untuk, dalam, guna, pada, oleh, dengan, tentang, karena
2.
Kata
depan berbentuk gabungan kata
Contoh:
berbeda
dengan, bertolak dari, mengingat akan, oleh karena, sampai dengan, selain
daripada, sesuai dengan
Berikut
ini jenis kata depan berdasarkan fungsinya.
1.
Menandai
hubungan peruntukan
Contoh:
untuk, guna bagi, buat
2.
Menandai
hubungan tempat berada
Contoh:
di
3.
Menandai
hubungan perkecualian
Contoh:
selain itu, selain dari, di samping itu
4.
Menandai
hubungan kesertaan
Contoh:
bersama, beserta
5.
Menadai
hubungan asal, arah dari suatu tempat, atau milik
Contoh:
dari
6.
Menandai
hubungan ikwal atau pristiwa
Contoh:
tentang
7.
Menandai
hubungan tempat atau waktu
Contoh:
pada
8.
Menandai
hubungan kesertaan atau cara
Contoh:
dengan
9.
Menandai
hubungan arah menuju suatu tempat
Contoh:
ke, menuju, kepada, terhadap
10.
Menandai
hubungan pelaku
Contoh:
oleh
11.
Menandai
hubungan waktu
Contoh:
sejak, sepanjang, menjelang, selama
12.
Menandai
hubungan pemiripan
Contoh:
bagaikan, bagai, seperti, laksana
13.
Menandai
hubungan perbandingan
Contoh;
daripada
14.
Menanadai
hubungan penyebaban
Contoh:
oleh karena, oleh sebab, karena, sebab
15.
Menandai
hubungan batas waktu
Contoh:
sekeliling, sekitar
K.
Kata Seru
(Interjeksi)
Kata seru
adalah kata tugas yang mengungkapkan rasa hati manusia.
Secara
garis besar, kata seru mengacu pada sikap berikut.
1.
Bernada
positif
Contoh:
aduhai,
amboi, asyik,
2.
Bernada
aragrap
Contoh:
cih,
cis, bah, ih, idih, brengsek, sialan
3.
Bernada
keheranan
Contoh:
Ai,
lo, astagfirullah
4.
Bernada
netral atau campuran
Contoh:
Ayo,
nah, hai, ah, halo, eh, he
L.
Kata Penghubung
(Konjungsi)
Kata penghubung adalah kata tugas yang
menghubungkan dua klausa, kalimat, atau aragraph. Kata penghubung dibagi ke
dalam lima kelompok.
1.
Kata
penghubung koordinatif
Kata
penghubung koordinatif adalah kata penghubung yang menggabungkan dua klausa
yang memiliki kedudukan setara. Kata penghubung koordinatif digunakan untuk
menandai:
a.
hubungan
penambahan
Contoh:
dan
b.
hubungan
pemilihan
Contoh:
atau
c.
hubungan
perlawanan
contoh:
tetapi
Penggabungan
ketiga jenis kata penghubung di atas menghasilkan kalimat majemuk setara.
2.
Kata
penghubung subordinatif
Kata
penghubung subordinatif adalah kata
penghubung yang menggabungkan dua klausa atau lebih yang memiliki hubungan
bertingkat. Kata penghubung subordinatif terdiri atas:
a.
Hubungan
waktu
Contoh:
sesudah,
setelah, sehabis, sejak, selesai, ketika, sementara, sambil, seraya, selagi,
selama, sehingga, sampai
b.
Hubungan
syarat
Contoh:
jika,
jikalau, kalau, asal(kan), bila, manakala
c.
Hubungan
pengandaian
Contoh:
andaikan,
seandainya, umpamanya, sekiranya
d.
Hubungan
tujuan
Contoh:
agar,
biar, supaya
e.
Hubungan
konsesif
Contoh:
biarpun,
meskipun, sekalipun, walau(pun), kendati(pun), sungguh(pun)
f.
Hubungan
pemiripan
Contoh:
seakan-akan,
seolah-olah, sebagaimana, seperti, sebagai, lakasana
g.
Hubungan
penyebaban
Contoh:
Sebab,
karena, oleh karena
h.
Hubungan
pengakibatan
Contoh:
se(hingga),
sampa(-sampai), maka(nya)
i.
Hubungan
penjelasan
Contoh:
bahwa
j.
Hubungan
cara
Contoh:
dengan
3.
Kata
penghubung korelatif
Kata
penghubung korelatif adalah kata penghubung yang menggabungkan dua kata,
klausa, atau frasa, dan hubungan kedua unsur itu memiliki derajat yang sama.
Contoh:
tidak
hanya…..tetapi juga, tidak hanya….., bahkan, bukanya…..melainkan….. makin…..,
jangankan….., pun…..baik….., maupun….., demikian….., sehingga, apa(kah)…..
atau….., entah…..
4.
Kata
penghubung antarkalimat
Contoh:
biarpun
demikian/begitu, sekalipun demikian/begitu, walaupun demikian/begitu, meskipun
demikian/begitu, kemudian, sesudah itu, selanjutnya, tambahan pula, lagi pula,
selain itu, sebaliknya, sesungguhnya, bahkan, akan tetapi, namun, kecuali itu,
dengan demikian, oleh karena itu, oleh sebab itu, sebelum itu
5.
Kata
penghubung antarparagraf, terbagi atas:
a.
Kata
penghubung yang menyatakan tambahan pada sesuatu yang telah disebutkan
sebelumnya.
Contoh:
di
samping itu, demikian juga, tambahan lagi
b.
Kata
penghubung yang menyatakan pertentangan dengan suatu yang telah disebutkan
sebelumnya.
Contoh:
bagaimanapun
juga, sebaliknya, namun
c.
Kata
penghubung yang menyatakan perbandingan
Contoh:
sebagaimana,
sama halnya
d.
Kata
penghubung yang menyatakan akibat atau hasil
Contoh:
oleh
karena itu, jadi, akibatnya
e.
Kata
penghubung yang menyatakan tujuan
Contoh:
untuk
itulah, untuk maksud itu
f.
Kata
penghubung yang menyatakan intensifikasi
Contoh:
ringkasnya,
pada intinya
g.
Kata
penghubung yang menyatakan waktu
Contoh:
kemudian,
sementara itu
h.
Kata
penghubung yang menyatakan tempat
Contoh:
di
sinilah, berdampingan dengan
M.
Kata Ulang
(Reduplikasi)
Kata ulang adalah kata yang mengalami proses
pengulangan. Kata ulang terbagi ke dalam empat jenis, yakni sebagai berikut.
1.
Kata
ulang dasar (dwilingga) disebut pula perulangan utuh.
Contoh:
mobil-mobil,
gedung-gedung, hitam-hitam
2.
Kata
ulang berimbuhan adalah bentuk perulangan yang disertai proses pengimbuhan.
Contoh:
padi-padian,
mobil-mobilan, sebaik-baiknya, kedua-duanya, kekanak-kanakan
3.
Kata
ulang berubah bunyi (salin suara) adalah bentuk perulangan yang disertai dengan
perubahan bunyi.
Contoh:
sayur-mayur,
lauk-pauk, mondar-mandir, teka-teki, warna-warni
4.
Kata
ulang sebagian (dwipurwa) adalah bentuk perulangan yang terjadi hanya terjadi
pada sebagian bentuk dasar.
Contoh:
pepohonan,
tali-temali, dedaunan, tetamu, melihat-lihat, bermain-main, tolak-menolak
5.
Kata
ulang semu adalah kata ulang yang bentuknya menyerupai imbuhan, tetapi bukan
kata ulang.
Contoh:
Laba-laba,
kunang-kunang, ubur-ubur
Kata
ulang memiliki beberapa makna berikut.
1.
Banyak
tidak tertentu
Contoh:
rumah-rumah,
pejabat-pejabat, batu-batu
2.
Banyak
dan bermacam-macam
Contoh:
buah-buahan,
sayu-mayur, warna-warni, bumbu-bumbuhan
3.
Menyerupai
dan bermacam-macam
Contoh:
mobil-mobilan,
rumah-rumahan, motor-motoran, robot-robotan, langit-langit
4.
Agak
atau melemahkan sesuatu yang disebut pada kata dasar
Contoh;
kebarat-baratan,
keinggris-inggrisan, sakit-sakitan, tidur-tiduran, malas-malasan
5.
Intensitas
kualitatif
Contoh:
pelan-pelan,
sebaik-baiknya, seburuk-buruknya, kuat-kuat
6.
Intensitas
kuantitatif
Contoh:
berlari-lari,
mengangguk-angguk, bolak-balik, mondar-mandir, berputar-putar, tertawa-tawa
7.
Makna
kolektif
Contoh:
satu-satu,
lima-lima, ketiga-tiganya
8.
Kesalingan
Contoh:
berpeluk-pelukan,
bersalam-salaman, pukul-pukulan, tolong-menolong, pandang-memandang
BAB III
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Dalam realita yang ada, telah kita ketahui bersama bahwa
perbedaan ada warna dari sebuah kehidupan, maka dari itu sudah barang tentu dan
lazim dalam realita kehidupan secara efektifitas manusia saling berhubungan satu
antara lainnya. Kata adalah satuan bahasa terkecil yang dapat berdiri sendiri atau
kata adalah kumpulan dari beberapa huruf yang mengandung arti tersendiri. Berdasarkan
ciri dan karakteristiknya kata dikelompokan menjadi kata kerja, kata benda,
kata sifat, kata bilangan, kata keterangan, kata depan, kata ganti, kata
sandang, kata ulang, kata sambung dan kata seru.
4.2 Saran
1.
Bagi Pembaca
Agar dengan adanya makalah ini
lebih menyadari bahwa pentingnya kata dan pengertianya dalam bahasa Indonesia.
Pembaca diharapkan untuk lebih meningkatkan pengetahuan tentang jenis-jenis
kata dan penggunaan kata dalam bahasa Indonesia.
2.
Bagi Masyarakat
Masyarakat di harapkan untuk
mengurangi sedikit demi sedikit penggunaan kata dalam bahasa gaul ataupun
bahasa daerah , ini agar fungsi dari jenis-jenis kata dalam bahasa Indonesia
lebih digunakan sebagai kata pemersatu.
3.
Bagi Saya sendiri
Saya diharapakan
agar tidak hanya membuat makalah ini sebagai penambahan nilai tugas dari mata
kuliah Bahasa Indonesia. Tetapi juga sebagai bekal pengetahuan tentang
jenis-jenis kata dan penggunaannya.
DAFTAR PUSTAKA
Waridah,
Ernawati. 2009. EYD dan Seputar
Kebahasa-Indonesia. Jakarta: Kawan Pustaka
Alwi, Hasan,
dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
No comments:
Post a Comment